Varietas
- Gunakan varietas unggul Balerina F1 ( sesuai yang ibar buat praktek )
Persiapan Lahan
- 2 hari sebelum tanam, tanah yang sudah diolah mulai di bumbun. Bagian yang akan dibuat bumbun ini berguna untuk menutup pupuk kandang yang ditaburkan diatas tanah.
- Tanah di atas bedengan harus benar-benar gembur. Untuk itu tanah olah harus dicangkul kembali agar bongkahan menjadi lebih kecil.
- Gunakan pupuk kompos 10 t/ha. Taburkan di atas tanah, kemudian tutup dengan tanah setebal 10 cm.
- Rendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau rendam benih dalam air hangan kurang lebih 55 derajat Celsius selama 30 - 60 menit;
Persemaian
- Buatlah wadah semai berupa koker yang terbuat dari daun pisang atau kertas nasi.
- Campur pupuk kandang yang benar-benar matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:1 (Volume).
- Biarkan 3-4 hari agar tanah terkena sinar matahari langsung. Setelah itu masukkan kedalam koker secukupnya.
- Semai dulu pada bak semai (baki) setelah tumbuh baru pindahkan ke koker.
- Semai benih pada wadah berupa koker dari daun pisang yang telah terisi tanah dan lakukan penyiraman tanaman setiap hari dengan menggunakan gembor.
- Berikan pupuk urea dengan dosis 0,5 gr/liter air atau 1 sendok teh untuk 1 ember air.
- Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, jika ada di petik dan buang daun yang terserang.
Penanaman
- Waktu tanam kubis dapat dilakukan setiap saat, tetapi untuk musim kemarau, serangan hama akan lebih banyak.
- Tanamlah bibit kubis setelah berumur 3 - 4 minggu dengan jarak tanam 50 x 60 cm, dengan cara memasukkan bibit kubis ke dalam lubang yang sudah dibuat.
- Tumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam lebih dulu 1 bulan sebelum tanam kubis.
- Pupuk yang digunakan adalah Urea 200 kg/ha, SP-36 250 kg/ha, KCL 200 kg/ha dan ZA 250 kg/ha.
- Berikan 1/2 dosis pupuk Urea dan seluruh pupuk SP-36 dan KCL serta 1/2 dosis pupuk ZA pada saat tanam sebagai pupuk dasar.
- Berikan sisa pupuk Urea dan sisa pupuk ZA pada saat tanaman berumur 4 minggu.
Pemasangan Ajir untuk tanaman tomat
Pasanglah ajir seawal mungkin agar tidak mengganggu perakaran tomat dan ajir setinggi 80-100 cm ditancapkan secara individu di dekat batang tanaman.
Awal pertumbuhan (0-15 hari)
- Lakukan penanaman pada sore hari untuk menghindari sengatan sinar matahari.
- Penyiraman dilakukan setiap sore sampai tanaman tumbuh baik.
- Tanaman yang mati segera disulam.
- Pengendalian hama secara mekanis "pithesan", yaitu mengambil hama yang ada kemudian dipencet dengan jari.
Fase Pembentukan daun (15-35 hari)
- Penyiangan pada saat tanaman berumur 34 hari.
- Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 28 hari, dengan 1/2 dosis Urea dan 1/2 dosis ZA, dengan cara ditungalkan 5 cm dari tanaman.
- Fase ini sangat penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan selanjutnya.
- Pengendalian hama dengan cara mekanis.
Fase Pembentukan krop (35 hst - Panen)
- Pada fase ini tanaman peka terhadap serangan penyakit dan ulat krop kubis
- Amati kehadiran penyakit patogen dan hama 2 kali seminggu
- Pengendalian hama dengan cara mekanis yaitu dengan mengambil hama yang ada kemudian dimusnakan
- Jika populasi hama tinggi gunakan intektisida kimia yang efektif
- Jika krop kubis sudah keras, daun berwarna hijau mengkilap, daun paling luar sudah layu maka kubis siap untuk di panen.
Cara Panen
- Pilih kubis yang telah tua dan siap dipetik
- Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Lakukan pemotongan pada bagian pangkal batang kubis
- Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian dilakukan pemetikan pada kubis yang sakit (terinfeksi patogen)
HAMA TANAMAN KUBIS
a. Ulat daun (CP.xylostella)
. Ulat daun memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidemis bagian atas saja. Ulatnya kecil kira-kira 5 mm berwarna hijau.
. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengambil ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet sampai mati. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan apabila ditemukan 5 ekor ulat/10 tanaman contoh.
. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengambil ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet sampai mati. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan apabila ditemukan 5 ekor ulat/10 tanaman contoh.
b. Ulat Grayak (S.litura)
Ulat grayak juga menyerang kubis. Pengendaliannya sama dengan ulat daun.
C. Ulat Krop kubis (C. binotalis)
Sering menyerang titik tumbuh Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat daun, jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat daun yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat krop kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. Pengendalian sama denganulat daun.
D. Ulat Tanah (Agro Ipsilon)
Ulat berwarna hitam. Tanda kerusakan yang ditimbulkan ialah terpotongnya tanaman kubis yang masih kecil. Pengendalian dapat dilakukan dengan membongkar tanah secara berhati-hati disekitar tanaman yang terpotong. Apabila serangan banyak, dapat digunakan karbofuran, furadan atau curater yang dicampur dengan dedak.
PENYAKIT TANAMAN KUBIS
a. Akar gada atau akar bengkak.
Gejala : (1) pada siang hari, tanaman tampak layu seperti kekurangan air, tetapi pada malam atau pagi hari daun tampak segar kembali; (2) tanaman kerdil dan tidak mampu mebentuk bunga bahkan dapat mati; (3) akar bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam.Pengendalian : (1) memberi perlakuan pada benih seperti penjelasan pada penyiapan benih, (2) menyemai benih di tempat yang bebas wabah penyakit; (3) melakukan pengapuran untuk menaikkan pH; (4) mencabut tanaman yang terserang penyakit; (5) pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili.
b. Busuk lunak berair
b. Busuk lunak berair
Gejala : (1) pertumbuhan terhambat, membusuk lalu mati; (2) bila menyerang batang, daun akan menguning, layu dan rontok; (3) bila menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir; (4) gejala lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih dan lama-kelamaan menjadi hitam. Pengendalian : (1) gunakan biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis. (2) pemberantasan dengan insektisida.
c. Rebah Kecambah (Damping off)
c. Rebah Kecambah (Damping off)
Gejala : (1) bercak-bercak kebasahan pada pangkal batang; (2) pangkal batang busuk sehingga menyebabkan batang rebah dan mudah putus; (3) menyerang tanaman di pesemaian, tetapi dapat pula menyerang tanaman di lahan. Pengendalian : perlakuan benih sebelum ditanam, dan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman selain kubis-kubisan.
0 komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR