cara,tips mencegah obesitas anak

Seiring peningkatan taraf hidup, kini semakin banyak saja anak Indonesia yang mengalami kegemukan atau bahkan obesitas. Sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari bahaya kesehatan dan kejiwaan yang mengancam di balik kegemukan tersebut.
Dampak negatif kelebihan berat badan anak melebihi kelucuan penampilannya. Anak-anak yang kegemukan:
Kenaikan risiko kesehatan antara lain terkait dengan kegemukan di masa dewasa. Bila anak Anda kegemukan, kemungkinannya jauh lebih tinggi bahwa dia juga kegemukan di usia dewasa. Peluang itu meningkat seiring usia. Sekitar 20 persen anak-anak berusia 4 tahun yang kegemukan mengalami masalah berat badan di usia dewasanya.  80 persen remaja yang kegemukan juga tetap gemuk hingga dewasa.
Apakah anak Anda memiliki masalah berat badan?
Tidak semua anak berberat badan ekstra dikategorikan kegemukan atau obesitas. Beberapa anak memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata. Anak-anak juga biasanya memiliki jumlah lemak tubuh yang berbeda di berbagai tahap pertumbuhannya. Jadi Anda tidak dapat mengetahuinya hanya dengan melihat berat badan anak.
Dokter dapat membantu mengetahui apakah anak Anda sudah kegemukan. Untuk melakukan hal ini, dokter akan menghitung indeks massa tubuh anak Anda (BMI). BMI menunjukkan apakah anak Anda kelebihan berat badan menurut usia dan tinggi badannya.
Menggunakan grafik pertumbuhan, dokter lalu membandingkan BMI anak Anda dengan BMI anak lain seusianya yang berjenis kelamin sama. Jadi, misalnya,  bila Anda diberitahu bahwa anak Anda berada di persentil 80 artinya 80 persen anak lain seusianya yang berjenis kelamin sama memiliki BMI lebih rendah darinya.
Tanpa mempertimbangkan faktor lain, anak yang memiliki BMI menurut usianya dalam rentang persentil 85  s.d. 94 disebut kegemukan, dan bila di atas 95 disebut obesitas.
Bila Anak Anda kegemukan
Kebanyakan masalah berat badan disebabkan oleh terlalu sedikit gerak badan dan terlalu banyak makan. Sebagian besar anak-anak yang kelebihan berat badan tidak perlu diet. Mereka hanya perlu didorong sedikit mengubah pola makan dan lebih aktif secara fisik. Ketika mereka tumbuh lebih tinggi, berat mereka harus tetap sama atau meningkat dalam jumlah normal.
Dorong anak Anda untuk melakukan kebiasaan berikut yang dapat berlangsung seumur hidup:
  • Batasi jumlah makanan dan minuman tinggi kalori dan gula seperti coklat, minuman bersoda, biskuit, kue, dan es krim. Anda dapat menggantinya dengan yang lebih sehat seperti seperti buah-buahan, jus buah, agar-agar, kripik sayuran, dan susu rendah lemak.
  • Masak makanan dengan dibakar atau dikukus. Ayam, ikan dan sosis bukan hanya lebih lezat bila dibakar, namun juga memiliki kandungan lemak lebih rendah.
  • Beri contoh yang baik dengan kebiasaan makan Anda sendiri.
  • Ajarkan anak Anda untuk makan lebih lambat dan menikmatinya, karena dia akan merasa lebih cepat kenyang dan cenderung tidak makan berlebihan pada waktu makan.
  • Lakukan kegiatan makan bersama dalam satu keluarga sesering mungkin.
  • Jangan jadikan makanan cepat saji sebagai acara rutin mingguan.
  • Kurangi makanan ringan yang dimakan sambil beraktivitas. Jangan biarkan anak Anda makan sambil menonton televisi atau melakukan pekerjaan rumah.
  • Dorong anak Anda untuk “mendengarkan perutnya” dan makan hanya ketika lapar, bukan karena kebiasaan, dan berhenti makan bila dia sudah kenyang.
  • Ajari anak untuk memesan makanan sehat ketika makan di luar, misalnya lebih memilih menu gado-gado daripada sate kambing.
  • Tetapkan batas waktu nonton TV dan bermain komputer. Dorong anak Anda untuk melakukan kegiatan aktif sebagai gantinya. Anak-anak harus melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari
  • Lakukan acara olahraga keluarga seperti berjalan kaki, naik sepeda, berenang atau bermain bulu tangkis.
  • Dorong anak untuk berjalan atau bersepeda ke sekolah atau ke toko, tidak selalu naik mobil atau motor.

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR

Popular Posts Today